Minggu, 10 Januari 2010
Lagi-lagi aku menemukan kata. Yah, inilah jalan-Nya.
Tak pernah terbersit olehku akan jd apa aku nanti. Dari mulai aku belajar mengucap kata hingga bermain angka. Dan ternyata aku lebih suka angka. Dengan melihat angka-angka itu bergentayangan dimana-mana, disitulah semangat dan keceriaan ku ada.
Dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, aku memilih bidang natural science
Selain mudah puas diri dengan apa yang aku raih, aku juga termasuk orang yang sulit beradaptasi. Ketika aku duduk di kelas 1 SMA, aku tak menonjolkan sedikitpun kemampuanku. Aku hanya memendam kemampuan yang ku punya. Dengan bersikap seperti acuh dengan semua pelajaran. Tapi ketika ulangan, aku takan membiarkan kemampuanku itu ku pendam. Terbukti bahwa aku tak pernah remedial. Mungkin untuk lingkungan baru dan guru-guru baru yang belum mengenal aku, mereka akan berpikir aku menyontek. Arrrghhh… kata-kata menyontek itu aku muak. Jujur aku dari mulai mengenal angka, aku tak pernah menyontek hingga kini. Kembali lagi ke kelas 1. Lucu bila aku mengingatnya sekarang. Karena dengan kemampuanku yang terpendam akhirnya teman-temanku yang menuai hasil. Ntah aku bodoh atau memang enngan menunjukkan kemampuan diri, hingga dari tugas yang aku kerjakan, tapi malah temanku yang maju ke depan dan mendapatkan nilai bagus, hingga menjadikan temanku meraih posisi ke 4. Dan aku???? Aku tak mendapatkan apa-apa. Posisi 16 lah yang harus ku terima.
Ketika kelas 2, kejadian kelas 1 itu takan ku ijinkan untuk terulang kembali. Dengan didampingi teman-teman yang baru, yang hanya sedikit mengenal ku ketika kelas 1. Dan menurutku, inilah waktunya.
Aku yang kurang PD, harus belajar PD dan berkata dalam hati: tunjukkanlah yang mereka tak ketahui dari kamu. Aku ingat sekali ketika aku belajar untuk PD mengerjakan tugasku di depan kelas yaitu pada tugas fisika. Fisika yang awalnya aku benci…. Kenapa? Karena aku tak suka dengan gurunya. Yang menurutku berbelit-belit menjelaskan rumus-rumus dari bapak einsten itu. Dan lagi, aku pernah dilarang masuk kelas, gara-gara aku telat masuk kelas karena shalat Dhuha. Tapi aku ke kelas bersama teman-temanku yang habis mangkal di kantin. Mulai sejak itu aku benci sangat dengan fisika.
Dan ketika kelas 2, seperti mendapat mimpi buruk. Ternyata guru fisika ku itu adalah guru fisika kelas 1 ku. Oh Tuhan….kenapa ketika aku mau berubah, aku harus diajar dengan guru ini lagi? Awalnya aku mengurungkan niatku untuk menjawab soal fisika itu di depan kelas, karena kekesalan ku dengan gurunya. Siapa yang tak kesal jika ingat kejadian ketika aku dilarang masuk n mengikuti pelajaran fisika selama 2jam, hanya karena aku shalat Dhuha yang mengakibatkan aku telat masuk. Argghhh sudahlah yang lalu biarlah berlalu. Dan aku ingat ntah perkataan dari siapa? Orang itu berkata:” jika kamu menginginkan pelajaran yang sulit itu menjadi mudah dan pelajaran yang menjadi musuhmu itu jadi temanmu, maka kenali dan sukai pengajarnya”
Hmm, okelah aku coba membuktikan kata-kata itu.
Akhirnya aku maju ke depan kelas sambil berkata: “ pa saya mau coba menjawab”
Lalu setelah ku menulis jawabanku di white board, bapak itu bilang:”yah jawabannya benar”
Subhanallah, Alhamdulillah. Akhirnya aku bisa buktikan ke bapak itu bahwa aku bisa. Dan setelah kejadian itu, aku jadi PD menjawab semua soal di papan tulis. Hingga aku mendapatka posisi ke-3 pada semester 1 dan posisi pertama pada semester 2. Alhamdulillah, akhirnya aku dapat melihat angka posisi itu di raport aku lagi.
Aku menyukai fisika hingga kelas 3. Bukan karena teori-teorinya atau aku hafal rumusnya. Itu tidak benar sama sekali. Kalau ada yang Tanya sekarang tentang rumus fisika, mungkin aku lupa. Lalu apa yang membuat aku menyukainya? Menurutku fisika itu sulit ketika aku tak memahaminya, dan mudah ketika aku berhasil menaklukan soal-soal yang menjebak.
Hingga kelulusan pun akan ku songsong. Dan aku lolos menjadi mahasiswi universitas padjadjaran bandung 2008, administrasi Negara. Ketika aku bertemu dengan guru fisika ku kelas 3, beliau bertanya: “ masuk mana mei?” aku jawab:”Alhamdulillah, UNPAD pa”
Bapak itu berkata:” weeeeh hebat kamu, ambil jurusan apa?”
Aku jawab:”Administrasi negara”
Bapak itu bilang:”iiih kamu mah… aiii kamu… kenapa malah milih itu. Kirain mau lanjutin perjuangan bapak menaklukan fisika”!
Aku
Dan lucunya lagi di jurusan ini, pelajaran kewarganegaraan lah yang menonjol. Arghhhh lagi-lagi aku harus mulai menyukai pelajaran yang ku benci. Tak ada semangat di jurusan ini tanpa ada angka-angka. Ntah kapan ceritaku ini harus berubah? Untuk yang sekarang aku belum menemukan cara agar aku dapat menyukai jurusan ini! Padahal sudah ku coba untuk merubah teori itu menjadi sebuah rumus. Tapi kurang seru, karena aku tak menemukan angka didalamnya. Yeah intermezzonya sih ada… ya untuk semester ini aga sedikit cerah karena aku bertemu pelajaran statistic. Ntah IP kun anti memuaskan atau tidak?tapi aku akan terus berjuang keras untuk merubah teori-teori itu menjadi suatu yang menyenangkan. Kalau bisa, membuat teori itu menjadi sebuah rumus angka yang akhirnya ku temukan temuan baru yang kreatif. Ntah kapan? Semoga bisa. < Amien ya Rabb>